Menamani Hati Dengan Bunga
Penulis: Lij Lij
Photo by BYUNG HO YOO on Unsplash

Hati kita ibarat taman. Seperti layaknya taman ditumbuhi bunga-bunga yang indah, rumput liar dan benalu.

Bunga yang indah adalah kualitas hati kita yang baik (seperti: keyakinan kita terhadap Tiratana, hukum kamma, perhatian penuh, metta, karuna, mudita, upekkha, dsb).

Rumput liar dan benalu adalah kilesa (kekotoran batin) atau 14 Akusala Cetasika (14 faktor mental tidak baik).

Efek alamiah yang sering dialami oleh mereka yang banyak pengetahuan Dhamma / banyak belajar Dhamma adalah setiap kali dia belajar berarti dia mengumpulkan bunga di dalam hatinya.
Semakin banyak dia belajar, semakin banyak bunga di dalam 'taman' hatinya.
Pada saat taman hatinya itu dipenuhi oleh bunga maka tempat untuk 'rumput liar' sudah mulai terdesak; dan itulah ternyata benar bahwa semakin banyak pengetahuan Dhamma maka kilesa akan kehilangan ke-leluasaan-nya untuk muncul.

Inilah mengapa Sang Buddha mengatakan salah satu syarat untuk mencapai Sotapana adalah Bahusutta dengan banyak mendengar, banyak belajar, banyak ilmu.

Jadi walaupun saat ini mungkin kita belum dapat mengaplikasikan Dhamma pada kehidupan kita sehari-hari, teruslah belajar; isi hati ini dengan 'bunga-bunga'. Sehingga nanti ketika hati ini penuh dengan bunga maka rumput liar akan kehilangan tempatnya, kehilangan tempat untuk tumbuh; artinya kilesa sudah jarang muncul; walaupun tetap membutuhkan meditasi untuk dapat menghancurkannya.

Selamat menanami hati anda dengan bunga-bunga