Berita / Ceramah

Memberikan Persembahan kepada Sangha dan Memuja Tapak Kaki Sang Buddha


Kathina & Siripada Puja 2563 BE
Minggu, 10 November 2019
Narada School
Dhammadesana: YM. Sri Paññāvaro Mahāthera
Tema Dhamma: Memberikan Persembahan kepada Sangha dan Memuja Tapak Kaki Sang Buddha
Penulis & Editor: Lij Lij


Masa Kathina atau Kathina Kala atau disebut juga Civara Masa yaitu ‘bulan jubah’ yang berlangsung 1 bulan penuh setelah 3 bulan para Bhikkhu menjalani masa vassa.

Pada tahun ini, Sekolah Narada sebagaimana tahun-tahun sebelumnya mempersembahkan Sangha Dana juga dirangkai dengan Siripada Puja.

Persembahan di masa Kathina adalah persembahan yang ditujukan kepada Sangha bukan kepada perseorangan Bhikkhu. Bhikkhu-Bhikkhu yang hadir adalah mewakili Sangha yang hadir saat ini, mewakili Sangha yang tidak hadir yaitu Sangha di masa lampau maupun Sangha di masa yang akan datang. Jadi Anda yang berdana dimanapun; di dalam Dhammasala ini, di luar Dhammasala ini, di lantai 2 maupun di lantai dasar, dimanapun adalah sama saja yaitu berdana kepada Sangha.

Setiap tahun sewaktu Ibu-Bapak mempersembahkan Sangha Dana selalu diingatkan kembali manfaat  besar dari kebajikan memberi; diuraikan panjang lebar dengan kongkret mengenai manfaat persembahan.

Kebajikan berdana adalah awal dari semua kebajikan. Dalam semua kesempatan, Guru Agung kita selalu memulai ajarannya dengan berdana. Sebelum menguraikan Dhamma secara mendalam, Guru Agung kita selalu memulainya dengan ajaran ‘berdana’. Dalam Pañca Anupubbīkathā dimulai dengan dana. Kalau Ibu-Bapak mempunyai tujuan yang sangat tinggi yaitu ingin mencapai kesempurnaan maka diperlukan 10 paramita (10 kesempurnaan) yang juga dimulai dari dana.

Kalau saudara meneliti menelisik Tipitaka yang panjang itu, sangat sulit ditemukan ajaran meminta, sulit ditemukan ajaran memohon. Justru sebaliknya, Guru Agung mendorong kita untuk memberi sebagai ajaran awal. Memberilah, dan memberi.

Ajaran memohon sebenarnya adalah kontradiktif, tidak sesuai dengan ajaran Hukum Kamma. Bagaimana permohonan dapat terkabul? terpenuhi? kalau saudara tidak pernah menanam. Ajaran meminta / memohon ini tidak cocok dengan Hukum Kamma. Kalau anda setuju dengan ajaran memohon maka anda harus membuang Hukum Kamma. Karena Hukum Kamma mengajarkan bahwa anda akan mendapat kalau anda menanam, anda akan panen kalau anda menanam. Memohon / meminta berarti bertabrakan; tidak konsisten dengan Hukum Kamma. Karena saudara minta-minta... siapa yang akan memberi kepada anda? Siapa yang akan menghadiahkan?

Seandainya anda menerima bantuan, mendapatkan pertolongan dari ‘mereka-mereka’ sesungguhnya itu adalah kamma baik anda yang masak.

Jika saudara tidak pernah menanam maka tidak akan ada yang menolong bahkan saudara anda sekalipun.

Jika saudara mengikuti pujabakti di Vihara dan cukup jeli membaca arti dari Paritta yang saudara baca; adalah sangat berbeda dengan ajaran lain. Tidak ada doa-doa yang meminta-minta. Guru Agung kita tidak mengharapkan umatnya menjadi peminta-minta; tetapi Guru Agung kita justru mengajarkan agar kita memberi dan memberi untuk kebahagiaan.

Nindhikaṇda Sutta yang dibacakan oleh anak-anak SD Narada dengan lantang, kompak dan begitu baik. Jika kami memuji anak-anak tersebut, kami juga memuji guru-gurunya.

Kebajikan berdana, kebajikan memberi membutuhkan modal yaitu tidak berkelakuan buruk, memegang sila dengan baik; maka kebajikan tersebut akan mengabulkan semua harapan karena anda telah melakukan kebajikan.

Paras yang indah, suara yang merdu, rupa yang elok, kemolekan, ketampanan, kekuasaan, bahkan menjadi raja cakkavatti adalah segala sesuatu yang diinginkan manusia; kebajikan itu akan memberikan manfaatnya.

Benar; karena Hukum Kamma itu universal. Siapa yang melakukan kebajikan akan memetik kebahagiaan; siapapun.

Tetapi Guru Agung kita tidak berhenti sampai disitu. Kalau berhenti sampai disitu maka tidak ada bedanya dengan yang lain. Guru Agung juga mengingatkan apakah semua itu kekal? Apakah wajah cantik untuk selamanya, seumur hidup? Ya, kalau anda mati muda.
Apakah sehat untuk selamanya? Tidak.
Adakah kedudukan, kekuasaan adalah selamanya abadi? Tidak ada yang kekal.
Semua kebahagiaan itu yang diharapkan oleh semua manusia pada kenyataannya tidak ada yang kekal.
Ketidak-kekalan itulah penderitaan. Dibalik ketidak-kekalan itulah penderitaan.

Guru Agung kita juga mengajarkan ajaran yang lebih tinggi; akhirlah penderitaan itu.

“Wahai Anuradha, inilah yang Ku ajarkan sejak dahulu. Hanya ini yaitu penderitaan dan lenyapnya penderitaan.”

Kalau Guru Agung kita tidak mengajarkan lenyapnya penderitaan maka sama saja dengan yang lain.

Berdanalah untuk tujuan yang lebih tinggi. Tidak untuk kecantikan, kemolekan, kekuasaan, dan lain-lain; tetapi menjadikan kebajikan berdana sebagai bagian bagi kita untuk lepas dari penderitaan.
Semua dapat dicapai dengan kebajikan antara lain dengan kebajikan berdana.

Ingatlah! Jangan pernah meremehkan kebajikan berdana. Jangan pula beranggapan bahwa untuk mencapai kesucian hanyalah dengan meditasi yaitu utamanya Vipassana.

Berdana itu kecil? Tidak. Sekalipun yang kita dana-kan tidak seberapa namun jika kita berdana dengan pemikiran yang benar maka akan menjadi sangat besar manfaatnya.

Seyyathā pi Pahārāda, mahā-samuddo eka-raso loṇaraso, bevam eva kho Pahārāda, ayaṃ Dhamma-Vinayp eka-raso vimutti-raso (Aṇguttara Nikāya : VIII; Aṭṭhaka Nipāta II; Mahā Vagga, Pahārāda Sutta)

“Dhamma Laksana Samudera” Seperti halnya samudera luas, airnya hanya memiliki satu rasa. Yaitu rasa garam (asin). Demikian, Dhamma Vinaya, hanya memiliki satu rasa, yaitu rasa kebebasan (Vimutti Raso)

Guru Agung kita menggunakan metafor perumpamaan sesuatu yang kongkret dalam menjelaskan Dhamma yang dalam.

Kalau anda menyelam di laut maka air laut yang anda rasakan adalah asin; semakin dalam anda menyelam maka rasa air laut tetaplah asin; jika anda merasakan air di tepi pantai maka rasanya juga asin, atau semakin jauh anda berjalan ke tengah laut – airnya pun tetaplah asin.

Demikian pula dengan kebajikan berdana. Berdana tampak sederhana. Berdana bukanlah meditasi. Benar.. Tetapi kalau berdana dilakukan dengan sungguh-sungguh maka juga ‘Vimutti raso’ mencapai kebebasan dari penderitaan.

Caranya:
1. Berdanalah
Tidak hanya pada Bhikkhu, tetapi juga kepada orangtua, anak-anak yang sakit, bencana alam, dan lain sebagainya dengan dana yang anda dapatkan sendiri yang terbebas dari pelanggaran sila; walau nilainya kecil namun yang terpenting bukanlah hasil dari mencuri, korupsi, menipu dan bukan pula dari dana desa siluman 😊
2. Saat berdana kepada Bhikkhu Sangha, serahkanlah dengan penuh perhatian, penuh kesadaran, dengan awareness, sati yang tinggi menjaga kesadaran pikiran; jangan ‘kesana-kemari’.
3. Setelah berdana tetap menjadi pikiran selalu positif.
Jangan timbul pikiran; koq tidak ada ucapan terimakasih; koq aku tidak diperdulikan; koq aku tidak disediakan tempat di depan, koq aku di taruh di belakang? Koq tidak di panggil naik ke panggung? Itulah ke-Aku-an yang kasar sekali. Ke-Aku-an yang muncul pada diri kita bukanlah untuk kita tolak, bukan untuk kita lawan tetapi ke-aku-an itu adalah untuk kita sadari. Dengan menyadarinya maka kekotoran batin itu akan mengendap.

Tetapi ada pula ke-aku-an yang halus. Berdana dengan diam-diam supaya orang lain tidak tahu. Kemudian setelah berdana diam-diam, timbullah rasa bahwa telah berhasil berdana dengan diam-diam, aku tidak menyombong diri, aku berhasil berdana dengan tidak dikenal, aku berhasil berdana tanpa pamrih. Sadarkah anda bahwa itu juga ‘aku’.

Ke-aku-an yang halus tersebut kemungkinan hanya ajaran Buddha yang dapat mendeteksinya. Aku sudah bisa berdana tanpa pamrih, aku tindak minta ucapan terimakasih, aku sudah praktek Dhamma; ITU JUGA AKU. Sadari itu, ke-aku-an itu muncul karena masih ada kilesa. Aku itu muncul bukan untuk ditolak tapi untuk di-sadari. Bukan tugas kita menyetop aku. Sulit! Karena simpanan kilesa itu masih banyak. Tugas kita menyadari dengan ‘Paññā Bhavana’ itulah Vipassana Bhavana.

Berdana dengan Sila, dengan Samadhi dan dengan Paññā Bhavana maka itulah berdana yang tinggi.

Walau persembahan kecil, walaupun persembahan sama saja dari waktu ke waktu tetapi jika didasari dengan kualitas pikiran yang tertinggi maka dana itu akan menjadi praktek Dhamma untuk Vimutti; bebas dari penderitaan.

Semoga uraian ini tidak sulit ditangkap.
Yang sulit adalah menjaga pikiran untuk tetap baik pada saat berdana.
Anak-anak kita generasi penerus memiliki keahlian dan menguasai tekhnologi mampu membuat Gedung-gedung bertingkat, membuat pesawat, dan lain-lain adalah karena belajar. Anda sebagai manusia adalah sangat perlu untuk terus belajar.

Demikian hal-nya dengan belajar Dhamma. Jika kita tidak mau terus belajar maka kita hanya akan mendapatkan ‘sisa Dhamma’. Jika ikut Kathina hanya untuk mendapatkan percikan air Paritta… walaupun sampai kuyup sekalipun; itu hanyalah mendapatkan sisa-sisa Dhamma. Padahal sesungguhnya ketika kita berdana dengan kualitas batin yang tinggi, dengan pengetahuan Dhamma yang tinggi maka akan menjadi “Vimutti Raso”.

Selamat merayakan Kathina.
Berdanalah dengan kualitas batin tertinggi.
Semoga mencapai vimutti raso paranam sukkham.
Semoga Tiratana selalu melindungi anda.




Related Postview all

Berdana dengan Sila, Samadhi dan Panna

access_time22 November 2019 - 01:06:19 WIB pageview 9166 views

Ada seorang umat yang baru menjadi buddhis bertanya pada umat buddha yang sudah lama: apakah umat buddha bisa mengundang para bhikku untuk memberikan blessing pd keluarga kami? Apakah kami ... [Selengkapnya]

Kamma Menjelang Ajal

access_time10 November 2019 - 01:41:31 WIB pageview 8905 views

Berbicara mengenai ajal mungkin hal yang mengerikan, bicara kematian mungkin menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Tetapi jika kita telah siap menghadapi kematian maka kita tidak ... [Selengkapnya]

Bagaimana Kita Bisa Bahagia Secara Duniawi Maupun Spiritual

access_time21 Oktober 2019 - 23:54:45 WIB pageview 8040 views

Namo tassa bhagavato arrahato sammăsambudhasa ( 3 x ) Ketika masih muda tidak menjalani hidup suci juga tidak berhasil mengumpulkan kekayaan , mereka tetap bertahan hidup seperti bangau ... [Selengkapnya]

Dana Bukan Sembarang Dana

access_time15 Oktober 2019 - 23:39:36 WIB pageview 8289 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Kebahagiaan yang luar biasa dapat hadir di Vihara dan berkumpul dengan dengan orang-orang 'pilihan'. Mengapa disebut orang-orang ... [Selengkapnya]

Mengubah Pikiran Mengubah Nasib

access_time01 Oktober 2019 - 00:28:37 WIB pageview 8443 views

Orang hebat tentu tidak terjadi begitu saja. Ketika ada 2 orang yang melakukan sesuatu hal yang sama; yang 1 berhasil, yang 1 lagi tidak berhasil. Sekilas kita melihat bahwa keduanya ... [Selengkapnya]

menu SASANA SUBHASITA
menu