Berita / Ceramah

Kamma Menjelang Ajal


Puja Bakti Umum
Minggu, 3 November 2019
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Rm. Puputan
Tema Dhamma: Kamma Menjelang Ajal
Penulis & Editor: Lij Lij


Berbicara mengenai ajal mungkin hal yang mengerikan, bicara kematian mungkin menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Tetapi jika kita telah siap menghadapi kematian maka kita tidak akan takut.
Orang yang takut dengan ajal, takut dengan kematian sesungguhnya adalah orang yang belum siap, belum banyak berbuat kebajikan.
Ketika kita merasa belum banyak berbuat kebajikan maka kematian ini akan menjadi masalah buat diri kita.

Sebagai Umat Buddha yang baik maka persiapkanlah kebajikan itu dengan baik. Maksudnya apa? Minggu pagi datang ke Vihara, puja bakti sama-sama, meditasi sama-sama, berdana sama-sama, diskusi Dhamma sama-sama; ini adalah satu kebajikan yang baik. Hal ini akan menjadi salah satu bekal kita menjelang ajal nanti.

Kalau saja kita pernah berfikir mengenai kematian, bahwa "Besok saya akan mati" maka kita akan berusaha melakukan kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak menyia-nyiakan waktu melewatkan kesempatan untuk berbuat baik.

Lain hal-nya dengan orang yang tidak mengenal Buddha Dhamma; ketika mengetahui bahwa hidupnya tinggal besok, maka dia akan berfikir untuk memuaskan kesenangan indrianya dalam sisa kehidupannya ini.

SAMYUTTA NIKAYA 1: 227
"Sesuai dengan benih yang telah ditaburkan, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya"

Kita semua tahu bahwa Kamma adalah perbuatan yang diikuti oleh cetana (kehendak untuk berbuat).

Kamma itu sendiri dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Kamma berdasarkan Fungsinya
2. Kamma berdasarkan Kekuatannya (Urutan Kematangan)
3. Kamma berdasarkan Waktu Berbuahnya
4. Kamma berdasarkan Tempat Berbuahnya

Terkait dengan tema 'Kamma Menjelang Ajal' maka kita akan membahas Kamma berdasarkan Kekuatannya yaitu adalah sebagai Kamma penentu menjelang ajal.

KAMMA BERDASARKAN KEKUATANNYA
Ketika seseorang menjelang ajal, maka salah satu dari 4 jenis kamma inilah yang akan muncul pada kesadaran menjelang kematian :

1. Garuka Kamma (Kamma Berat)
Buah dari Garuka Kamma tidak terhindarkan dan pasti berbuah pada kehidupan berikutnya.
Garuka Kamma ini terdiri dari 2 macam yaitu:
- Kusala Garuka Kamma
adalah kamma berat yang baik; terdiri dari 8 pencapaian Jhana (menurut Abhidhamma) yang terdiri dari 4 Rūpā Jhana dan 4 Arūpā Jhana. 8 Kusala Garuka Kamma ini akan berbuah apabila kamma tersebut muncul pada kesadaran menjelang kematian dan akan menghasilkan kelahiran di alam Brahma sesuai dengan tingkat Jhana yang dicapai.

- Akusala Garuka Kamma
adalah berat yang tidak baik; terdiri dari Pañcānantariyakamma (5 Kamma yang Keji) + Niyatamicchādițțhi (pandangan salah yang kekal)
5 Kamma yang sangat keji itu adalah :
1. Membunuh Ibu Kandung
2. Membunuh Ayah Kandung
3. Membunuh Arahat
4. Melukai Sang Buddha
5. Memecah belah Sangha
Akusala Garuka Kamma ini akan menghasilkan kelahiran di Neraka Avici.
Kekuatan dari Garuka Kamma yang muncul pada saat menjelang kematian ini akan menjadi kamma produktif yang menghasilkan kelahiran kembali.

2. Āsanna-Kamma (Kamma yang dekat dengan Kematian)
adalah kamma baik atau buruk apapun yang diperbuat seseorang sesaat sebelum meninggal dunia; atau diperbuat jauh hari sebelumnya namun tiba-tiba teringat akan perbuatan tersebut sesaat sebelum meninggal dunia.
Dengan demikian, seseorang yang seumur hidupnya banyak melakukan kamma buruk tetapi sesaat sebelum meninggal teringat akan perbuatan baiknya atau melakukan perbuatan baik maka dia akan terlahir di alam yang penuh kebahagiaan.
Sebaliknya, ketika seseorang yang seumur hidup banyak melakukan kamma baik tetapi sesaat sebelum meninggal teringat akan kamma buruknya di masa lalu atau melakukan kamma buruk maka dia akan terlahir di alam penuh penderitaan.
Apabila tidak ada Garuka Kamma yang pernah diperbuatnya; maka Āsanna-Kamma yang mungkin muncul pada kesadaran menjelang kematian dan berpotensi sebagai kamma produktif penghasil kelahiran kembali.

3. Āciņņa-Kamma (Kamma Kebiasaan)
adalah kamma baik atau buruk yang sering dilakukan seseorang secara terus-menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Ketika tidak ada Garuka Kamma (Kamma Berat) maupun Āsanna-Kamma (Kamma yang dekat dengan Kematian) maka Āciņņa-Kamma (Kamma Kebiasaan) ini yang akan muncul sebagai kamma produktif yang menghasilkan kelahiran kembali.

4. Kațattā-Kamma (Kamma Cadangan)
adalah kamma baik atau buruk yang pernah dilakukan di kehidupan lampau maupun kehidupan saat ini yang berpotensi menghasilkan kelahiran kembali ketika Garuka Kamma maupun Āsanna-Kamma serta Āciņņa-Kamma tidak ada.

Demikian pentingnya kesadaran kita menjelang kematian; maka salah satu usaha kita agar dapat selalu mempertahankan kesadaran positif pada saat menjelang ajal adalah dengan selalu melatih meditasi.

Sebagai murid Sang Buddha kita hendak selalu memupuk kebajikan diantaranya dengan cara datang ke Vihara, berdana dengan ikhlas, jalankan Pancasila Buddhis, hidup sesuai Dhamma, jangan berbuat jahat, tambah kebajikan, sucikan hati dan pikiran, menjalankan hidup dengan suka cita dan penuh kesadaran.

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Sādhu, sādhu, sādhu.




Related Postview all

Bagaimana Kita Bisa Bahagia Secara Duniawi Maupun Spiritual

access_time21 Oktober 2019 - 23:54:45 WIB pageview 7953 views

Namo tassa bhagavato arrahato sammăsambudhasa ( 3 x ) Ketika masih muda tidak menjalani hidup suci juga tidak berhasil mengumpulkan kekayaan , mereka tetap bertahan hidup seperti bangau ... [Selengkapnya]

Dana Bukan Sembarang Dana

access_time15 Oktober 2019 - 23:39:36 WIB pageview 8219 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Kebahagiaan yang luar biasa dapat hadir di Vihara dan berkumpul dengan dengan orang-orang 'pilihan'. Mengapa disebut orang-orang ... [Selengkapnya]

Mengubah Pikiran Mengubah Nasib

access_time01 Oktober 2019 - 00:28:37 WIB pageview 8350 views

Orang hebat tentu tidak terjadi begitu saja. Ketika ada 2 orang yang melakukan sesuatu hal yang sama; yang 1 berhasil, yang 1 lagi tidak berhasil. Sekilas kita melihat bahwa keduanya ... [Selengkapnya]

Bakti Kepada Leluhur

access_time24 September 2019 - 13:17:23 WIB pageview 10414 views

Tradisi sembahyang Cit-Gwee  dan pelaksanaan patidana yang sering kita lakukan, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait dengan Dhamma. Meluruskan beberapa pandangan yang ... [Selengkapnya]

Menghadapi Kehilangan

access_time08 September 2019 - 23:37:53 WIB pageview 8480 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x) "Ratiyā jāyatī soko,ratiyā jāyatī bhayaṁRatiyā vippamuttassa,natthi soko kuto bhayaṁ. Dari kemelekatan timbul ... [Selengkapnya]

menu SASANA SUBHASITA
menu