Berita / Ceramah

Kiat Menuju Sukses


Kita sebagai manusia umumnya memiliki keinginan untuk:

1. Hidup kaya & bahagia

2. Mati masuk surga

 

Dhamma Ajaran Sang Buddha tidak hanya diperuntukkan untuk para Bhikkhu saja, tetapi juga untuk umat perumah-tangga seperti kita.

 

Ada 4 cara menuju kesuksesan karir:

1. Chanda

Yaitu puas / gembira dengan pekerjaan kita.

Apapun pekerjaan yang kita lakukan, haruslah dilakukan dengan senang dan gembira sehingga memberikan hasil yang memuaskan.

Senangi apa yang sudah kita pilih.

Puas atas hasil yang dikerjakan, puas dengan apa yang dimiliki; maka kita akan bahagia.

 

2. Viriya

Yaitu bersemangat dalam menunaikan pekerjaan.

Kadang kita merasa jenuh dan bekerja tanpa semangat.

Apakah kita pernah menyadari bahwa kita sebenarnya pernah memiliki semangat yang begitu tinggi pada saat umur kita masih balita yaitu pada saat kita mulai belajar berdiri dan berjalan. Pada saat itu kita tidak pernah menyerah untuk mencoba. Berdiri, terjatuh, berdiri lagi, dan terjatuh lagi, kita tetap mencoba sampai akhirnya kita mampu berdiri dan kemudian mencoba untuk melangkahkan kaki walau tertatih dan tak jarang terjatuh sampai akhirnya kita mampu berjalan bahkan berlari. Itulah semangat yang kita miliki, semangat untuk terus berusaha dan tak kenal putus asa.

Kemanakah semangat itu?

Mengapa semangat kita yang saat ini kalah dengan semangat kita saat balita?

Sadarilah bahwa kita memiliki semangat dalam diri kita, maka kembangkanlah!

 

3. Citta

Yaitu penuh perhatian dalam melaksanakan pekerjaan.

Dalam bekerja hendaknya kita memiliki kesadaran dan perhatian yang penuh sehingga menciptakan hasil yang baik.

Dalam bekerja, kita tidak hanya terpaku menunggu perintah atasan tanpa memperhatikan tujuan yang diinginkan oleh atasan yang bersangkutan.

Kita perlu mengembangkan pemikiran kita mengenai alternatif kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan kita dengan tetap berfokus pada tujuan sehingga memberikan hasil yang baik dan tepat waktu.

 

4. Vimamsa

Yaitu meng-evaluasi apa yang sudah kita kerjakan.

Kita perlu melakukan evaluasi apakah pekerjaan yang telah kita lakukan sudah benar atau belum; apakah dapat dikembangkan lagi atau tidak; atau hal-hal apa yang menyebabkan kegagalan pekerjaan; sehingga kita memiliki pengetahuan sebagai pedoman untuk pekerjaan selanjutnya.

 

Kegagalan adalah AWAL KESUKSESAN.

Kegagalan tidak perlu ditakuti.

Kegagalan memberikan pelajaran yang disertai bukti.

Kegagalan harus menjadi pemicu semangat, bukan penghapus semangat.

 

Pengalaman adalah guru yang terbaik.

Se-dungu-nya keledai, tidak akan terantuk 2 kali pada batu yang sama.

 

1st is a mistake. But 2nd time is a choice!!!

 

4 cara menuju kesejahteraan & kebahagiaan duniawi (Vyagghapajja Sutta):

1. Utthanasampada - memiliki keterampilan

Yaitu keahlian mengenai cara yang benar dan tepat sehingga mampu melaksanakan segala sesuatunya dengan baik.

2. Arakkhasampada - pandai menjaga apa yang sudah dimiliki

Yaitu melindungi dan menjaga kekayaan yang sudah dimiliki.

3. Kalyanamitta - memiliki sahabat-sahabat yang baik

Yaitu berteman dengan sahabat terpelajar yang memiliki sifat-sifat yang baik.

4. Samajivikata - memiliki penghidupan yang seimbang sesuai penghasilan

Yaitu mampu mengontrol pengeluaran yang diperlukan sehingga tidak melebihi penghasilan yang diperoleh.

Penghasilan dapat dialokasikan menjadi:

- 1/4 penghasilan untuk keperluan sehari-hari

- 1/2 penghasilan untuk mengembangkan usaha/ketrampilan

- 1/4 penghasilan untuk cadangan/tabungan jika terjadi hal-hal mendesak

 

4 cara menuju kebahagiaan lokuttara:

1. Saddha

Memiliki keyakinan kepada Tiratana (Buddha, Dhamma, Sangha).

2. Sila

Menjalankan sila dengan baik; Sila menjadi benteng kita untuk berhati-hati dalam berpikir, berucap, dan bertindak.

3. Caga

Memiliki kemurahan hati/dermawan, bebas dari keserakahan dan senantiasa berdana.

4. Panna

Memiliki kebijaksanaan dengan memahami anicca, dukkha, anatta.

 

Ibarat:  Air mineral yang sama memiliki harga yang berbeda tergantung dimana air mineral itu dijual (di warung pinggir jalan / di toko swalayan / di restoran / di hotel berbintang - harganya pasti berbeda)

Demikian pula hal nya dengan manusia; orang yang sama dapat menciptakan nilai yang berbeda.

Bagaimana kita menjadi orang yang memiliki 'Nilai Lebih' ???

- Tunjukkan prestasi

- Berprilaku yang baik dan santun

- Tidak sombong, rendah hati

- Bertutur kata yang baik

- Berikan pengabdian yang tulus

 

Semua orang mungkin punya kesempatan yang sama.

Tapi, tidak semua orang mau mengambil kesempatan itu.

Anda pilih yang mana?

 

Motivasi diri Anda sendiri untuk berubah dan bangkit menuju kesuksesan!

 

Mohon maaf jika ada kesalahan pendengaran & pemahaman.

Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk selalu semangat belajar dan praktek Dhamma.

Sadhu...

 

Minggu, 4 November 2018

Oleh : Bp. Silakumaro Tonny Coason




Related Postview all

Menyambut Kehidupan dengan Hati Terbuka

access_time06 November 2018 - 15:18:11 WIB pageview 7628 views

Ketika kita ditanya 'How are You?' Apa kabarmu?? Kebanyakan dari kita akan menjawab: I'm Fine / Saya baik. Tetapi apakah itu mencerminkan kondisi kita yang sebenarnya?? Apakah kita benar ... [Selengkapnya]

The Powerfull of Dana

access_time29 Oktober 2018 - 15:34:04 WIB pageview 8598 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa 3x Kālena Dhammasākacchā Etammaṅgalamuttamaṁ. Membahas Dhamma pada waktu yang sesuai, Itulah Berkah Utama.   Kajian penting ... [Selengkapnya]

What Is The Best Thing To Do Now

access_time29 Oktober 2018 - 15:30:18 WIB pageview 7792 views

Disebutkan dalam ABHIṆHAPACCAVEKKHAṆA PĀṬHA (Kalimat Perenungan Kerap Kali) bahwa: Kita wajar mengalami usia tua, takkan mampu menghindari usia tua; wajar menyandang penyakit, ... [Selengkapnya]

Unleash The Real You

access_time11 Oktober 2018 - 09:50:07 WIB pageview 7870 views

Unleash The Real You Mengeluarkan diri kita yang sesungguhnya   Diri yang sesungguhnya menunjuk kepada hal yang terbaik dan maksimal dalam diri kita sendiri. Bak 'superhero' yang ... [Selengkapnya]

Raja Pasenadi dari Kosala

access_time10 Oktober 2018 - 00:28:54 WIB pageview 11359 views

Banyak raja yang menyatakan diri berlindung kepada Buddha, Dhamma, Saṅgha (Tiratana) di jaman Sang Buddha, antara lain: Raja Bimbisara dari Kerajaan Magadha, Raja Suddhodana dari ... [Selengkapnya]

menu SASANA SUBHASITA
menu