Bab III ĀRĀDHANĀ DAN SIKKHĀPADA
Kategori Paritta / Group Paritta / Paritta

No
Paritta
Hal
1
PAÑCASĪLA-ĀRĀDHANĀ (PERMOHONAN LIMA SĪLA)

Mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
 
Dutiyampi mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha pañca sīlāni yācāma.
 
Tatiyampi mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha pañca sīlāni yācāma.


Bhante, kami memohon lima sīla
beserta tiga perlindungan.
 
Kedua kalinya, Bhante, kami memohon lima sīla
beserta tiga perlindungan.
 
Ketiga kalinya, Bhante, kami memohon lima sīla
beserta tiga perlindungan.

(atau)
 
Okāsa ahaṁ Bhante,
tisaraṇena saddhiṁ, pañcasīla-dhammaṁ yācāmi.
Anuggahaṁ katvā, sīlaṁ detha me Bhante.
 
Dutiyampi okāsa ahaṁ Bhante,
tisaraṇena saddhiṁ, pañcasīla-dhammaṁ yācāmi.
Anuggahaṁ katvā, sīlaṁ detha me Bhante.
 
Tatiyampi okāsa ahaṁ Bhante,
tisaraṇena saddhiṁ, pañcasīla-dhammaṁ yācāmi.
Anuggahaṁ katvā, sīlaṁ detha me Bhante.


Perkenankanlah Bhante,
saya memohon lima sīla beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sīla itu, Bhante.
 
Kedua kalinya Bhante, perkenankanlah
saya memohon lima sīla beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sīla itu, Bhante.
 
Ketiga kalinya Bhante, perkenankanlah
saya memohon lima sīla beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sīla itu, Bhante.

Bhikkhu:
Yamahaṁ vadāmi taṁ vadetha.
Ikutilah kata yang saya ucapkan.
Hadirin:
Āma, Bhante.
Ya, Bhante.
 
Bhikkhu:
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa.
                         (tikkhattuṁ)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Mahāsuci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna.
                             (tiga kali)
Hadirin: (mengikuti)
 
Bhikkhu: (mengucapkan saraṇagamana)
Hadirin: (mengikuti)
 
Bhikkhu:
Saraṇagamanaṁ paripuṇṇaṁ.
Saraṇagamana telah lengkap diberikan.
Hadirin:
Āma, Bhante.
Ya, Bhante.
 
Bhikkhu: (mengucapkan pañcasīla)
Hadirin: (mengikuti)
 
Bhikkhu:
Imāni pañcasikkhāpadāni.
Sīlena sugatiṁ yanti.
Sīlena bhogasampadā.
Sīlena nibbutiṁ yanti.
Tasmā sīlaṁ visodhaye.
 
Ini adalah lima pelatihan sīla.
Dengan merawat sīla, tercapai alam bahagia.
Dengan merawat sīla, diperoleh kekayaan (lahir dan batin).
Dengan merawat sīla, tercapai padamnya kilesa.
Oleh karena itu, rawatlah sīla dengan sempurna.
 
Hadirin:
Sādhu, sādhu, sādhu.
Baiklah, baiklah, baiklah1.
_________________________
1 Pengertian lain kata
sādhu adalah semoga tercapai harapan.

55
2
UPOSATHASĪLA-ĀRĀDHANĀ (PERMOHONAN UPOSATHASĪLA)

Mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha aṭṭhaṅgasamannāgataṁ
uposathaṁ yācāma.
 
Dutiyampi mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha aṭṭhaṅgasamannāgataṁ
uposathaṁ yācāma.
 
Tatiyampi mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha aṭṭhaṅgasamannāgataṁ
uposathaṁ yācāma.
 
Bhante, kami memohon uposathasīla
yang terdiri dari delapan bagian
beserta tiga perlindungan.
 
Kedua kalinya, Bhante, kami memohon uposathasīla
yang terdiri dari delapan bagian
beserta tiga perlindungan.
 
Ketiga kalinya, Bhante, kami memohon uposathasīla
yang terdiri dari delapan bagian
beserta tiga perlindungan.
 
Bhikkhu:
Yamahaṁ .... (berturut-turut seperti pada pemberian pañcasīla hingga pengucapan sīla kedelapan.)
 
Hadirin:
Āma .... (berturut-turut seperti pada permohonan pañcasīla hingga peniruan sīla kedelapan.)
 
Bhikkhu:
Imaṁ aṭṭhaṅgasamannāgataṁ, buddhapaññattaṁ
uposathaṁ, imañca rattiṁ imañca divasaṁ, sammadeva
abhirakkhituṁ samādiyāmi.
 
Saya bertekad merawat uposatha, yang ditetapkan Sang Buddha, yang terdiri dari delapan bagian  ini,  sepanjang hari dan malam ini dengan benar.
 
Hadirin: (mengikuti)
 
Bhikkhu:
Imāni aṭṭha sikkhāpadāni, ajjekaṁ rattindivaṁ
uposathavasena sādhukaṁ rakkhitabbāni.
 
Ini adalah delapan pelatihan sila, yang patut dirawat dengan baik, sesuai uposatha sepanjang malam dan siang, di satu hari ini.
 
Hadirin:
Āma, Bhante.
Ya, Bhante.
 
Bhikkhu:
Sīlena sugatiṁ yanti.
Sīlena bhogasampadā.
Sīlena nibbutiṁ yanti.
Tasmā sīlaṁ visodhaye.
 
Dengan merawat sīla, tercapai alam bahagia.
Dengan merawat sīla, diperoleh kekayaan (lahir dan batin).
Dengan merawat sīla, tercapai padamnya kilesa.
Oleh karena itu, rawatlah sīla dengan sempuma.
 
Hadirin:
Sadhu, sadhu, sadhu.
Baiklah, baiklah, baiklah.

58
3
AṬṬHASĪLA-ĀRĀDHANĀ (PERMOHONAN DELAPAN SĪLA)

Mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha aṭṭhasilāni yācāma.
 
Dutiyampi mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha aṭṭhasilāni yācāma.
 
Tatiyampi mayaṁ bhante,
tisaraṇena saha aṭṭhasilāni yācāma.
 
Bhante, kami memohon delapan sila
beserta tiga perlindungan.
 
Kedua kalinya, Bhante, kami memohon delapan sila
beserta tiga perlindungan.
 
Ketiga kalinya, Bhante, kami memohon delapan sila
beserta tiga perlindungan.
 
Bhikkhu:
Yamahaṁ .... (berturut-turut seperti pada pemberian pañcasīla hingga pengucapan sīla kedelapan.)
 
Hadirin:
Āma .... (berturut-turut seperti pada permohonan pañcasīla hingga peniruan sīla kedelapan.)
 
Bhikkhu:
Imāni aṭṭha sikkhāpadāni.
Sīlena sugatiṁ yanti.
Sīlena bhogasampadā.
Sīlena nibbutiṁ yanti.
Tasmā sīlaṁ visodhaye.
 
Ini adalah delapan pelatihan sīla.
Dengan merawat sīla, tercapai alam bahagia.
Dengan merawat sīla, diperoleh kekayaan (lahir dan batin).
Dengan merawat sīla, tercapai padamnya kilesa.
Oleh karena itu, rawatlah sīla dengan sempurna.
 
Hadirin:
Sadhu, sadhu, sadhu.
Baiklah, baiklah, baiklah.

60
4
PARITTA-ĀRĀDHANĀ (PERMOHONAN PARITTA)

Vipatti-paṭibāhāya,
Sabbasampatti-siddhiyā,
Sabbadukkha-vināsāya,
Parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
 
Vipatti-paṭibāhāya,
Sabbasampatti-siddhiyā,
Sabbabhaya-vināsāya,
Parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.
 
Vipatti-paṭibāhāya,
Sabbasampatti-siddhiyā,
Sabbaroga-vināsāya,
Parittaṁ brūtha maṅgalaṁ.


Untuk menolak malapetaka,
untuk memperoleh segala rezeki,
untuk melenyapkan semua derita;
sudilah membacakan paritta pemberkahan.
 
Untuk menolak malapetaka,
untuk memperoleh segala rezeki,
untuk melenyapkan semua rasa takut;
sudilah membacakan paritta pemberkahan.
 
Untuk menolak malapetaka,
untuk memperoleh segala rezeki,
untuk melenyapkan semua penyakit;
sudilah membacakan paritta pemberkahan.

61
5
DHAMMADESANĀ-ĀRĀDHANĀ (PERMOHONAN DHAMMADESANĀ)

Brahmā ca lokādhipatī sahampati
Katañjalī andhivaraṁ ayācatha,
ʺSantīdha sattāpparajakkha-jātikā
Desetu dhammaṁ anukampimaṁ pajaṁ. ʺ


Brahma Sahampati, Sang penguasa dunia
Berañjali seraya memohon,
ʺDi alam semesta ini, ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka.
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka. ʺ

62
6
DEVATĀ-ĀRĀDHANĀ (PERMOHONAN PADA DEWA)

Samantā cakkavāḷesu atrāgacchantu devatā, Saddhammaṁ munirājassa suṇantu saggamokkhadaṁ, sagge kāme ca rūpe girisikharataṭe cantalikkhe vimāne, dīpe raṭṭhe ca gāme taruvana-gahane gehavatthumhi khette, bhummā cāyantu devā jalathala-visame yakkha-gandhabba-nāgā, tiṭṭhantā santike yaṁ munivara-vacanaṁ sādhavo me suṇantu,
 
Dhammassavanakālo ayambhadantā,
Dhammassavanakālo ayambhadantā,
Dhammassavanakālo ayambhadantā.


Semoga para dewa yang berada di segenap alam semesta datang ke sini mendengarkan Ajaran Kebenaran  Sang Buddha, Raja para bijaksanawan, yang  membimbing ke surga dan ke kebebasan. Datanglah para dewa yang bersemayam di surga, yang berada di tingkat alam nafsu atau pun di tingkat alam berbentuk; juga para dewa bumi yang bersemayam di vimāna1 atau di puncak gunung, di jurang, di angkasa, di pulau, di kota, di desa, di pepohonan, di hutan belukar, di sekitar rumah, atau  di sawah-ladang; juga para yakkha, gandhabba,  dan nāga yang bersemayam di perairan, daratan, atau pun di perbukitan. Silakan mereka yang berada di sekitar ini mendengarkan sabda Sang Buddha, Raja para bijaksanawan, seperti berikut ini.

Para Budiman, sekarang tiba saatnya mendengarkan Dhamma
Para Budiman, sekarang tiba saatnya mendengarkan Dhamma
Para Budiman, sekarang tiba saatnya mendengarkan Dhamma
 
Catatan:
Bila pembacaan pāṭha (pālivacana) ditujukan sebagai perenungan bersama atau untuk suatu upacara  peringatan keagamaan (bukan digunakan dalam upacara pemberkahan), tiga baris terakhir di atas diganti dengan:
 
Buddhadassanakālo ayambhadantā,
Dhammassavanakālo ayambhadantā,
Saṅghapayirupāsanakālo ayambhadantā.
 
Para Budiman, sekarang tiba saatnya bertemu Sang Buddha,
Para Budiman, sekarang tiba saatnya mendengarkan Dhamma
Para Budiman, sekarang tiba saatnya mengunjungi Sangha.
_________________________
1 Tempat menyenangkan, tempat bersemayam para dewa.

63
7
PAÑCASĪLA (LIMA SĪLA)

  1. Pāṇātipātā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  2. Adinnādānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  3. Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  4. Musāvādā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  5. Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  1. Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  2. Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
  3. Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan asusila.
  4. Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan bohong.
  5. Aku bertekad melatih diri menghindari minuman memabukkan hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya kesadaran.

64
8
AṬṬHAṄGASĪLA (DELAPAN FAKTOR SĪLA)

  1. Pāṇātipātā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  2. Adinnādānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  3. Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  4. Musāvādā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  5. Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  6. Vikāla-bhojanā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  7. Naccagīta-vādita-visūkadassanā mālāgandha-vilepana-dhāraṇa-maṇḍana-vibhūsanaṭṭhānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  8. Uccāsayana-mahāsayanā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  1. Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  2. Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
  3. Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan tidak suci.
  4. Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan bohong.
  5. Aku bertekad melatih diri menghindari minuman memabukkan hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya kesadaran.
  6. Aku bertekad melatih diri menghindari makan makanan setelah tengah hari.
  7. Aku bertekad melatih diri menghindari menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat pertunjukan; memakai, berhias dengan bebungaan, wewangian, dan barang olesan (kosmetik) dengan tujuan untuk mempercantik tubuh.
  8. Aku bertekad melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan besar (mewah).

65
9
DASASĪLA (SEPULUH SĪLA)

  1. Pāṇātipātā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  2. Adinnādānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  3. Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  4. Musāvādā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  5. Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  6. Vikāla-bhojanā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  7. Naccagīta-vādita-visūkadassanā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  8. Mālāgandha-vilepana-dhāraṇa-maṇḍana-vibhūsanaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
  9. Uccāsayana-mahāsayanā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  10. Jātarūpa-rajata-paiggahanā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
  1. Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  2. Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
  3. Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan tidak suci.
  4. Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan bohong.
  5. Aku bertekad melatih diri menghindari minuman memabukkan hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya kesadaran.
  6. Aku bertekad melatih diri menghindari makan makanan setelah tengah hari.
  7. Aku bertekad melatih diri menghindari menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat pertunjukan.
  8. Aku bertekad melatih diri menghindari memakai, berhias dengan bebungaan, wewangian, dan barang olesan (kosmetik) dengan tujuan untuk memperindah tubuh.
  9. Aku bertekad melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan besar (mewah).
  10. Aku bertekad melatih diri menghindari penerimaan emas dan perak (uang).

 

66
10
CATATAN

1. Pañcasīla
Pañcasīla atau lima sīla disebut juga dengan pakati sīla atau kebiasaan baik yang sudah semestinya atau wajib bagi seorang upāsaka atau  upāsikā. Jadi seorang  upāsaka atau upāsikā memiliki kewajiban melaksanakan pañcasīla.
 
2. Uposathasīla
Selain melaksanakan pañcasīla, umat Buddha memiliki satu kebiasaan melaksanakan uposathasīla. Uposathasīla ini dilakukan di setiap bulan gelap, bulan terang dan di tengah-tengah peralihan dari bulan  gelap ke bulan terang serta di tengah-tengah peralihan dari bulan terang ke bulan gelap, yang dikenal dengan sebutan hari uposatha. Jadi dalam satu bulan, menurut penanggalan bulan, umat Buddha melaksanakan uposathasīla sebanyak empat kali. Apabila belum berkenan melaksanakannya empat kali, umat Buddha bisa melaksanakannya dua kali dalam sebulan, yakni saat bulan gelap dan bulan terang.
 
3. Atthasīla
Pelaksanaan uposathasīla dengan aṭṭhasīla adalah sama, yakni sama-sama melaksanakan delapan sīla. Perbedaannya adalah di waktu pelaksanaan. Aṭṭhasīla dilaksanakan di luar waktu pelaksanaan uposathasīla. Artinya, aṭṭhasīla dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu atau pada hari-hari tertentu di luar hari uposatha.
 
4. Dasasīla
Dasasīla atau sepuluh sīla adalah pelaksanaan sīla bagi sāmaṇera. Untuk melaksanakannya, seseorang wajib mendapat pabbajjā (penahbisan) dari seorang bhikkhu (yang ditunjuk Saṅgha).

67

Hal: << First | < Prev | 1 | Next > | Last >>
menu SASANA SUBHASITA
menu