|
|
|
1 |
CATATAN
Catatan:
Berikut ini adalah beberapa wacana dan terjemahannya yang biasa digunakan dalam berbagai macam upacara. Pembacaannya dilakukan oleh pemilik hajat secara bersama-sama atau bisa diwakilkan salah seorang dengan membacanya kata demi kata yang kemudian ditirukan oleh hadirin bersama-sama. Pelaksanaan tiap-tiap upacara dapat diawali dengan permohonan pañcasīla. Pembacaan tiap-tiap wacana diawali dengan membacakan Pubbabhāganamakāra (Namo tassa ....) tiga kali.
|
219 |
2 |
KAṬHINADĀNA KATHĀ
KAṬHINADĀNA KATHĀ (Wacana untuk Mempersembahkan Jubah Kaṭhina)
Keterangan:
Kalimat persembahan kain kaṭhina ini hanya dibaca khusus pada upacara kaṭhina yang memenuhi syarat-syarat upacara kaṭhina menurut vinaya; bukan digunakan untuk upacara persembahan jubah di bulan kaṭhina. Syarat-syarat upacara kaṭhina menurut vinaya(Saṅghakamma), antara lain misalnya: - Upacara persembahan jubah kaṭhina hanya dilakukan sekali dalam satu bulan di bulan Kattikā (bulan setelah masa vassa habis). - Upacara persembahan jubah kaṭhina harus dilakukan di vihara yang paling tidak ada lima bhikkhu yang bervassa di sana di masa vassa tahun itu, dsb.
Imaṁ bhante, Saparivāraṁ kaṭhinadussaṁ Saṅghassa onojayāma. Sadhu no bhante saṅgho Imaṁ saparivāraṁ, kaṭhinadussaṁ paṭiggaṇhātu Paṭiggahetvā ca iminā dussena, kaṭhinaṁ attharatu, Amhākaṁ dīgharattaṁ, hitāya sukhāya.
Bhante, kami mempersembahkan kain jubah kaṭhina beserta perlengkapannya kepada Saṅgha. Sebagaimana yang kami utarakan, semoga Saṅgha berkenan menerima persembahan kami berupa kain jubah kaṭhina beserta perlengkapannya; dan semoga Saṅgha dapat mengadakan1 kaṭhina dengan kain ini, demi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kami untuk selama-lamanya.
_________________________ 1 Kata ‘attharatu’ berarti membentangkan, menggelar; dengan makna: proses pembuatan jubah oleh bhikkhu penerima jubah kaṭhina. Di sini, diterjemahkan ‘mengadakan’ untuk penyesuaian bentuk bahasanya.
|
219 |
3 |
CĪVARADUSSADĀNA KATHĀ
CĪVARADUSSADĀNA KATHĀ (Wacana untuk Mempersembahkan Bahan Jubah)
Keterangan:
Kalimat di atas hanya dibaca pada upacara persembahan kain bahan jubah (bukan jubah jadi). Kalimat ini bisa digunakan dalam upacara persembahan bahan jubah di bulan kaṭhina atau waktu-waktu lain.
Imāni mayaṁ bhante, cīvaradussāni saparivārāni, Bhikkhusaṅghassa onojayāma. Sādhu no bhante bhikkhusaṅgho Imāni cīvaradussāni,saparivārāni paṭiggaṇhātu, Paṭiggahetvā ca iminā dussena, cīvaraṁ karotu, Amhākaṁ dīgharattaṁ hitāya sukhāya.
Bhante, kami mempersembahkan kain jubah beserta seluruh perlengkapannya kepada Bhikkhusaṅgha. Sebagaimana yang kami utarakan, semoga Bhikkhusaṅgha berkenan menerima persembahan kami;dan semoga Bhikkhusaṅgha dapat membuat jubah dengan kain ini, demi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kami untuk selama-lamanya.
|
220 |
4 |
CĪVARADĀNA KATHĀ
CĪVARADĀNA KATHĀ (Wacana untuk Mempersembahkan Jubah)
Keterangan:
- Kalimat di atas dibaca pada upacara persembahan jubah jadi. Kalimat ini bisa digunakan dalam upacara persembahan jubah di bulan kaṭhina atau waktu-waktu lain. - Apabila barang yang dipersembahkan berupa jubah saja (tanpa barang keperluan dalam catupaccaya1 atau barang kappiya2 lainnya), dua kata ‘saparivārāni’ dapat ditiadakan.
Imāni mayaṁ bhante, cīvarani saparivārāni Bhikkhusaṅghassa onojayāma Sādhu no bhante bhikkhusaṅgho Imāni cīvarāni, saparivārāni paṭiggaṇhātu Amhākaṁ dīgharattaṁ, hitāya sukhāya.
Bhante, kami mempersembahkan jubah-jubah beserta perlengkapannya kepada Bhikkhusaṅgha. Sebagaimana yang kami utarakan, semoga Bhikkhusaṅgha berkenan menerima persembahan kami, demi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kami untuk selama-lamanya.
_________________________ 1 Barang-barang kebutuhan samaṇa, berupa: jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan. 2 Barang-barang yang pantas digunakan oleh seorang samaṇa.
|
221 |
5 |
SAṄGHADĀNA KATHĀ
SAṄGHADĀNA KATHĀ (Wacana untuk Mempersembahkan Saṅghadāna)
Imāni mayaṁ bhante, Bhattāni saparivārāni, Bhikkhusaṅghassa onojayāma Sādhu no bhante bhikkhusaṅgho Imāni bhattāni, saparivārāni paṭiggaṇhātu, Amhākaṁ dīgharattaṁ, hitāya sukhāya.
Bhante, kami mempersembahkan makanan beserta dengan perlengkapan lainnya kepada Bhikkhusaṅgha. Sebagaimana yang kami utarakan, semoga Bhikkhusaṅgha berkenan menerima persembahan kami, demi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kami untuk selama-lamanya.
|
222 |
6 |
MATAKASAṄGHADĀNA KATHĀ
MATAKASAṄGHADĀNA KATHĀ (Wacana untuk Mempersembahkan Saṅghadāna Buat Mendiang)
Imāni mayaṁ bhante, Matakabhattāni saparivārāni Bhikkhusaṅghassa onojayāma, Sādhu no bhante bhikkhusaṅgho, Imāni matakabhattāni, saparivārāni paṭiggaṇhātu, Mātāpitu-ādīnañca amhākañceva, Dīgharattaṁ hitāya sukhāya.
Bhante, kami mempersembahkan ‘matakabhatta’1 beserta dengan perlengkapan lainnya kepada Bhikkhusaṅgha. Sebagaimana kami utarakan, semoga Bhikkhusaṅgha berkenan menerima persembahan kami, demi kesejahteraan dan kebahagiaan para leluhur2, seperti ayah-ibu dan lainnya; serta bagi kami untuk selama-lamanya.
_________________________ 1 Kata ini terdiri dari dua asal kata, yakni: ‘mataka’ yang berarti ‘mendiang’ dan ‘bhatta’ yang berarti ‘makanan’, dengan pengertian, jasa persembahan makanan kepada bhikkhusaṅgha ini ditunjukan untuk mendiang. 2 Bisa dengan menyebutkan nama leluhur yang dimaksud.
|
222 |
7 |
SENĀSANADĀNA KATHĀ
SENĀSANADĀNA KATHĀ (Wacana untuk Mempersembahkan Tempat Tinggal)
Imāni mayaṁ bhante, Senāsanāni āgatānāgatassa, Cātudisassa bhikkhusaṅghassa onojayāma. Sādhu no bhante bhikkhusaṅgho, Imāni senāsanāni paṭiggaṇhātu, Amhākaṁ dīgharattaṁ, hitāya sukhāya.
Bhante, kami mempersembahkan senāsana1 kepada Bhikkhusaṅgha yang datang dari segala penjuru, baik yang telah datang atau pun yang belum. Sebagaimana kami utarakan, semoga Bhikkhusaṅgha berkenan menerima persembahan kami, demi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kami untuk selama-lamanya.
_________________________ 1 Kata ‘senāsana’ merujuk ke berbagai jenis tempat berdiam, seperti: kuti, dhammasālā, uposathāgāra, termasuk tempat-tempat perlengkapan lain, seperti: kamar kecil, perpustakaan, ruang pendidikan dan lain-lain.
|
223 |
8 |
PAVĀRAṆĀPAṆṆA
PAVĀRAṆĀPAṆṆA (Blanko Persembahan Dana)
Dalam vinaya, para bhikkhu-sāmaṇera diperkenankan menerima dana uang sebagai pengganti catupaccaya dengan menyerahkan dana itu kepada kappiyakāraka1 yang ditunjuk oleh bhikkhu-sāmaṇera yang bersangkutan dengan menerima tanda bukti permohonan penyerahan dana (pavāraṇāpaṇṇa) kepada bhikkhu-sāmaṇera tersebut. Apabila tidak ada kappiyakāraka yang bisa ditunjuk, donatur dapat menyimpan dananya terlebih dahulu. Di bawah ini adalah contoh pavāraṇāpaṇṇa.
Dengan ini, saya mempersembahkan dana catupaccaya kepada Yang Mulia senilai: Rp. .................... dan menitipkannya kepada kappiyakāraka yang Yang Mulia tunjuk. Bilamana Yang Mulia membutuhkan sesuatu yang layak, Yang Mulia bisa menyampaikannya kepada kappiyakāraka tersebut. (tempat) , (tgl.) / (bln) / (thn.) Donatur Ttd. (________________)
_________________________ 1 Seseorang yang ditunjuk seorang bhikkhu untuk mengatur keperluannya.
|
224 |