Petunjuk Jalan Hidup Sebagai Manusia
Puja Bakti Online
Minggu, 14 Juni 2020
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Dr. Kartika Joswidjaja, SE., SH., SPd., MM.
Tema Dhamma: Petunjuk Jalan Hidup Sebagai Manusia
Penulis & Editor: Lij Lij
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x)
Sebagaimana kita semua ketahui adalah sungguh beruntung kita terlahir sebagai manusia, jadi manusia yang baik, sering ke vihara, sering berbuat baik. Jangan sampai lengah agar tidak jatuh ke 4 alam apaya - alam yang penuh penderitaan. Maka dari itu, berikut ini adalah petunjuk jalan berdasarkan pelajaran-pelajaran dan pengalaman-pengalaman yang ada sehingga kita semua dapat berubah menjadi lebih baik lagi daripada yang sekarang.
Ada 17 nasehat yang perlu kita perhatikan baik-baik sebagai manusia:
1. Adil
2. Bijaksana
3. Welas asih
4. Metta, Karuna, Mudita, Upekkha
5. Bebas dari kebencian
6. Tidak dendam
7. Tidak iri hati
8. Tidak tamak
9. Tidak ketakutan
10. Tidak khawatir
11. Harus berani
12. Tidak fanatik
13. Penuh toleransi
14. Hidup tenang
15. Sabar
16. Hati-hati dalam bicara
17. Memegang teguh Pancasila Buddhis
Ketika mendengarkan Dhamma Sang Buddha baik di Vihara maupun secara online, kita perlu memperhatikan beberapa hal yaitu:
• Jangan ada kemelekatan dalam pikiran kita berupa nafsu keinginan, kebencian, kebodohan dan ketakutan bagaikan rembulan dalam masa purnama redup tanpa cahaya.
• Bebaskan pikiran kita dari nafsu keinginan, kebencian, kebodohan dan ketakutan bagaikan rembulan dalam masa purnama siddhi.
Sehingga kita benar-benar fokus, sadar dan mendapatkan manfaat dari belajar Dhamma.
Kehidupan manusia selalu diliputi oleh keinginan duniawi, oleh karenanya kita semua berusaha untuk mengumpulkan materi demi mewujudkan terpenuhinya keinginan duniawi tersebut. Namun tidak semua yang dilakukan akan berjalan sesuai yang diinginkan; sebaliknya justru membuat kehidupan terpuruk jatuh dalam kemiskinan.
Ada 6 penyebab kemiskinan:
1. Ketagihan minuman keras
2. Sering keluyuran pada waktu yang tidak tepat
3. Pergi ke tempat-tempat hiburan
4. Mempunyai kegemaran berjudi
5. Bergaul dengan orang yang tidak baik
6. Kebiasaaan malas atau menganggur
Hindarilah 6 penyebab kemiskinan yang telah disebutkan. Hendaknya kita menggunakan kesempatan hidup sebagai manusia ini dengan sebaik-baiknya.
Sang Buddha menasehati kita dalam Maṅgala Sutta yang pertama sekali adalah:
Asevanā ca bālānaṁ
Paṇḍitānañca sevanā
Pūjā ca pūjanīyānaṁ
Etammaṅgalamuttamaṁ.
Tak bergaul dengan orang-orang dungu,
bergaul dengan para bijaksanawan,
dan menghormat yang patut dihormat,
Itulah Berkah Utama.
Hati-hatilah dalam bergaul karena kalau kita salah bergaul maka akan menjadi masalah besar.
Asevanā ca bālānaṁ
Ada 4 sahabat palsu:
1. Teman yang hanya mementingkan diri sendiri.
2. Teman yang banyak bicara tetapi tidak mau menolong saat kita susah.
3. Teman yang berhati bengkok / ular kepala dua.
4. Teman yang mengajak kita boros dan senang-senang, mengajak berfoya-foya dan mengajak ke jalan yang sesat.
Tidak sepantasnya kita bergaul dengan 4 sahabat palsu ini.
Paṇḍitānañca sevanā
4 sahabat sejati:
1. Teman yang suka menolong jika kita sedang susah dan mengingatkan kita bila kita salah.
2. Menjadi sahabat baik dikala senang maupun susah, mudita.
3. Teman yang memberi nasehat baik dan menganjurkan hidup bijaksana.
4. Teman yang mencegah bila kita berbuat salah serta memberi tahu yang kita belum tahu.
4 ciri sahabat sejati inilah yang patut untuk dijadikan 'kalyana-mitta'.
Segala sesuatu di dunia ini memiliki 2 sisi.
Baik dan buruk adalah penyeimbang mengapa dikatakan demikian?
> jika kita hidup diantara orang-orang jahat, maka kejahatan akan menjadi kewajiban.
> sebaliknya jika dilingkungan kita semua baik, tidak ada yang jahat, maka kebaikan itu menjadi sebuah kewajiban.
> kalau diantara kejahatan kemudian muncul suatu kebaikan atau sebaliknya diantara kebajikan muncul suatu kejahatan maka kita baru dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Jika kita adalah orang baik maka kita tentu akan memilih yang baik.
Inilah yang dinamakan penyeimbang yang membuat kita mengerti dan lebih menghargai kebajikan.
Oleh karena itu hidup di dunia ini janganlah kecewa akan pembanding. Guru Agung kita ketika masih menjadi seorang Pangeran, kehidupannya tidak ada bandingnya. Segala sesuatu terpenuhi dan tidak pernah menemukan penderitaan. Sampai pada saatnya Beliau menemukan pembanding; melihat penderitaan sehingga Beliau bertekad untuk mencari obat untuk mengatasi penderitaan.
Memuji adalah sikap yang baik tetapi bila berlebihan akan membuat orang yang dipuji tersebut menjadi sombong dan besar kepala; sehingga memuji yang tadinya adalah sikap yang baik malah menjadi suatu kesalahan.
Kasih sayang adalah baik namun apabila kasih sayang diberikan berlebihan akan membuat yang disayangi berbuat sesukanya dan sewenang-wenang; sehingga kasih sayang menjadi suatu kesalahan.
Kasih sayang orangtua kepada anak adalah sebatas menyadarkan dan mengajarkan anak segala sesuatu yang baik dan menghindari perbuatan buruk.
Dalam belajar Dhamma kita mengenal faham Ehipassiko - datang dan buktikan; melihat langsung tanpa perantara.
Ehipassiko ini ada 2; ada yang terlihat dan tidak terlihat.
Ehipassiko artinya kita menyaksikan dengan benar, melihat dengan mata kepala sendiri.
Ehipassiko yang nyata misalnya kita mau menggambarkan bentuk gajah maka kita harus sudah melihat dulu binatang gajah itu seperti apa.
Ehipassiko yang tidak terlihat adalah Dhamma yang kita pelajari; saat kita tidak memahami hendaknya kita tanyakan kepada 'Guru' yang benar memahami dan mengerti. Belajar Dhamma jangan meraba-raba.
Kehidupan Manusia Ada dan Tidak Ada
Ada adalah kebutuhan manusia yang nyata, yang kelihatan, misalnya: materi / harta benda.
Tidak Ada adalah kebutuhan manusia yang tidak terlihat, misalnya: belajar meditasi, berbuat baik, melatih diri melenyapkan kilesa, melatih diri ke arah kesucian.
Umumnya manusia yang hidup di dunia ini lebih mementingkan yang Ada daripada yang Tidak Ada.
Dari sisi kebutuhan pokok manusia hendaknya:
1. Pakaian - fungsinya adalah untuk menutupi tubuh maka cukuplah pakaian yang sederhana dan sopan.
2. Makanan - adalah untuk menyambung kehidupan maka hendaknya yang bergizi dan bermanfaat bagi tubuh; tidak perlu mahal.
3. Tempat tinggal - sebagai tempat berlindung dari hujan, panas, dan angin; tidak perlu mewah.
Mengapa manusia cenderung ingin yang lebih, mahal, mewah?? Disitulah letak Aku.
Apakah kebahagiaan terletak pada kemewahan? Tidak.
Orang akan menyiksa diri seumur hidup jika mengejar kemewahan. Terkadang berlaku sombong, kikir, kejam, jahat, tidak ber-prikemanusiaan, melupakan segala kebajikan.
Sangat sedikit orang yang mengejar Kebajikan. Umumnya orang mengejar kekayaan, ketenaran dan keuntungan.
Takdir itu ada? Hanya manusia awam yang terikat olehnya.
Takdir tidak bisa mengikat orang yang banyak berbuat kebajikan.
Orang yang berbuat baik walaupun manfaatnya belum diterima namun bencana sudah menjauh.
Sebaliknya, ketika orang berbuat jahat maka walaupun bencana belum menimpa namun keberuntungan sudah menjauh.
Jadilah kita sebagai bibit yang baik yang akan berbuah manis disepanjang kehidupan.
Demikian yang dapat dituliskan kembali.
Mohon maaf jika ada kesalahan pendengaran dan pemahaman.
Semoga bermanfaat bagi perkembangan batin kita masing-masing.
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Sādhu, sādhu, sādhu.
Related Postview all
Dhamma Ajaran Sang Buddha
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Dhamma didefinisikan secara umum sebagai hukum abadi yang selalu ada sejak dahulu kala, sekarang dan yang akan datang tanpa dibatasi ... [Selengkapnya]
Cemas & Takut?? No Way!!
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x)Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (3x) Sharing Dhamma kali ini berjudul "Cemas & ... [Selengkapnya]
Virus Kehidupan
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x)Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (3x) Sudah memasuki 3 bulan kita semua mengalami ... [Selengkapnya]
Praktek Dhamma di Masa PSBB
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Arōgyā paramā lābhāSantuṭṭhi paramaṃ dhanaṃVissāsa paramā ñātiNibbānaṃ paramaṃ sukhaṃ(Dhammpada XV : ... [Selengkapnya]
Berbagi Itu Indah dan Membuat Semua Bahagia
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Pagi ini kita bersama-sama menjalani Puja dengan cara yang istimewa, berbeda dari biasa karena kita semua tidak ada bersama di ruang ... [Selengkapnya]