Virus Kehidupan
Puja Bakti Online
Vihara Sasana Subhasita
Minggu, 24 Mei 2020
Sharing Dhamma: Rm. Deny Wangsapalo, CT., CPS.
Tema Dhamma: Virus Kehidupan
Penulis & Editor: Lij Lij
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x)
Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna (3x)
Sudah memasuki 3 bulan kita semua mengalami situasi pandemi corona. Mungkin virus ini tidak hanya menyerang manusia saja; mungkin juga terjadi pada hewan. Lalu muncul pertanyaan, apakah makhluk lain (makhluk tak kasat mata) juga ikut terdampak?
Pandemi ini memang telah menelan banyak sekali korban jiwa di berbagai penjuru dunia. Tetapi ada virus yang lebih berbahaya bukan hanya di bumi ini, bukan hanya di dunia ini bahkan meliputi seluruh alam semesta. Bukan hanya berdampak kepada manusia saja tetapi juga kepada seluruh makhluk hidup bahkan Dewa dan makhluk lainnya di alam peta, binatang dan neraka.
Kalau virus corona hanya melanda alam manusia dan alam binatang; tetapi virus ini membahayakan seluruh alam kehidupan.
Kalau terkena virus corona dan tidak tertangani dengan tepat bisa langsung meninggal; tetapi kalau terkena virus ini justru meninggalnya lama – terus akan mengalami lahir-meninggal, lahir-meninggal di 31 Alam Kehidupan. Virus apakah itu?
Kita akan membahasnya disini; apa virus yang sangat membahayakan kehidupan ini? ada tidak obat / vaksin / cara agar tidak terkena virus ini?
Virus itu adalah virus KEKOTORAN BATIN.
Sebuah kisah singkat di jaman Sang Buddha pernah terjadi wabah penyakit di Vesali. Saat itu ada wabah penyakit dan wabah kelaparan. Sang Buddha membacakan Ratana Sutta, mengulang khotbah tersebut kepada Bhikkhu Ananda; meminta Bhikkhu Ananda untuk membacakan Ratana Sutta di kota tersebut. Kemudian pada saat Bhikkhu Ananda mengulang Sutta tersebut sambil memercikkan air, tiba-tiba hujan turun sehingga membebaskan kota tersebut dari wabah penyakit.
Saat ini kita bersama-sama belajar Dhamma, diskusi Dhamma walaupun dalam suasana yang berbeda. Apa yang kita pelajari tentang Virus Kehidupan yang ternyata dampaknya sangat berat dibandingkan pandemi yang saat ini kita hadapi bersama. Virus kehidupan yang sangat berbahaya yaitu virus Kekotoran Batin.
Kita semua tahu bahwa ada 3 akar kekotoran batin yaitu keserakahan (lobha), kebencian (dosa) dan kegelapan batin (moha). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kita semua terbelenggu oleh lobha, dosa dan moha. Kita semua juga tahu lobha itu apa; dosa itu apa; dan moha itu apa; kita semua sudah tahu, kita semua sudah mengenal; tetapi pertanyaannya adalah apakah kita sudah terbebas dari virus ini; virus lobha, dosa dan moha?
Virus ini dalam prakteknya tidak hanya muncul di dalam diri tetapi juga dari luar. Bukan hanya muncul di masa depan, tetapi juga muncul di masa sekarang, dan juga muncul di masa yang lampau. Jadi virus ini dapat muncul di dalam diri, bisa muncul dari luar, dan juga muncul dari 3 masa: masa depan, saat ini, dan masa lampau. Apa maksudnya?
Misalkan: Siapa yang kangen ke mall? Siapa yang kangen kumpul-kumpul dengan kolega? Ketika kita kangen / rindu dan sebagainya berarti sudah timbul yang namanya kemelekatan di dalam diri. Rasa kangen / rindu itu timbul karena kemelekatan terhadap masa lampau dimana kita ingin merasakan suasana mall / suasana kumpul-kumpul yang pernah terjadi tersebut; kita ingin mengalami kejadian di masa lampau lagi. Berarti keserakahan, kebencian dan kegelapan batin kita juga muncul di 3 masa. Ketika muncul rencana ingin ke mall kalau pandemi ini sudah selesai – berarti sudah berpikir di masa depan dan itupun dapat menimbulkan keserakahan baru.
Lebih mendetail mengenai keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin; ketika kita mempraktekkan Dhamma dengan menjalankan sila, samadhi dan paññā; maka ketiga akar ini (lobha, dosa, moha) berubah menjadi 5 rintangan batin – panca nivarana yaitu 5 hal yang merintangi kemajuan batin kita ketika kita sedang praktek Dhamma khususnya pada saat sedang bermeditasi. Panca nivarana tersebut terdiri dari:
1. Kamacchanda
2. Byapada
3. Thina middha
4. Uddhacca kukkucca
5. Vicikiccha
KAMACCHANDA
Rintangan batin yang pertama kamacchanda adalah kesenangan nafsu indria. Pancaindra kita mulai dari mata, telinga, hidung, lidah, dan badan jasmani ketika kontak dengan objeknya masing-masing jika kita tidak hati-hati, tidak bijaksana maka dapat menimbulkan yang namanya kamacchanda – nafsu keinginan rendah yang muncul dari pancaindra. Kamacchanda ini disebabkan oleh adanya keserakahan / lobha itu sendiri dimana ketika indra-indra kita kontak dengan objek timbul keinginan ‘mau lagi – mau lagi’.
Virus kamacchanda yang berakar dari keserakahan ini tentu akan menyebabkan kita sulit untuk terbebas dari penderitaan.
BYAPADA
Byapada adalah kemauan jahat / keinginan jahat; punya rasa tidak suka, rasa dendam, rasa benci terhadap sesuatu. Byapada terjadi ketika kontak dengan objek menimbulkan ‘tidak mau’; menolak / timbul ketidaksukaan menimbulkan kekejaman atau kebencian / dosa. Virus byapada yang berakar dari kebencian ini dapat menyebabkan kita jatuh ke dalam alam menyedihkan yaitu di alam neraka.
THINA MIDDHA
Kelambanan atau kemalasan berbahaya bagi kehidupan kita karena secara Dhamma ketika kita lamban untuk berbuat baik maka sesungguhnya kita sedang berbuat buruk; tetapi kalau kita memiliki semangat untuk berbuat baik maka kita sedang memupuk faktor batin yang penuh kebajikan (cetasika yang baik). Thina middha berakar pada keserakahan / lobha.
UDDHACCA KUKKUCCA
Kegelisahan dan penyesalan yang sesungguhnya berakar pada kegelapan batin / moha yang menyebabkan kita sulit untuk praktek Dhamma untuk membebaskan diri dari penderitaan.
VICIKICCHA
Keragu-raguan terhadap Sang Buddha, terhadap Dhamma, dan terhadap Sangha. Ketika kita memiliki keraguan terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha; apakah kita dapat praktek Dhamma dengan maksimal? Dan sudah tentu kita tidak akan dapat mencapai kesucian jika kita memiliki keraguan terhadap Tiratana. Keraguan adalah faktor yang menghalangi kemajuan batin seseorang dalam menumbuhkan saddha / keyakinan.
5 Virus Kehidupan ini senantiasa muncul pada saat kita mempraktekkan Dhamma. Sang Buddha pun mengajarkan cara membebaskan diri dari kelima virus tersebut agar batin kita dapat maju dan berkembang seperti tertulis dalam Bala Sutta sebagai vaksin untuk mengatasi panca-nivarana tersebut yaitu dengan Panca-Bala / 5 Kekuatan :
1. Saddhā-Bala
Kekuatan Keyakinan: yakin terhadap Buddha, yakin terhadap Dhamma, yakin terhadap Sangha, yakin terhadap Hukum Kamma, yakin terhadap 4 Kebenaran Mulia, yakin terhadap paticca-samuppada. Dengan kekuatan keyakinan ini maka kita dapat menghancurkan virus keragu-raguan / vicikiccha. Ketika saddha kita kuat maka keyakinan ini akan menghancurkan – melemahkan virus keraguan. Ketika keyakinan akan kekuatan kebajikan maka virus keraguan akan dapat dikalahkan.
2. Viriya-Bala
Kekuatan Semangat: yaitu semangat untuk menghindari hal buruk dan semangat untuk mengembangkan hal baik.
Semangat menghindari hal buruk meliputi 2 aspek yaitu : semangat memadamkan kekotoran batin / keburukan yang belum muncul jangan sampai muncul; dan semangat mengurangi / menghilangkan kekotoran batin yang telah ada – tidak mengulangi keburukan yang telah dilakukan.
Semangat mengembangkan hal baik juga meliputi 2 aspek yaitu : semangat untuk terus mengembangkan perbuatan baik yang telah dilakukan; serta menumbuhkan benih perbuatan baik yang belum muncul.
Kekuatan semangat ini akan membasmi virus kelambanan dan kemalasan / thina middha. Jika kita semangat maka tidak ada kesempatan bagi kelambanan dan kemalasan untuk muncul dan berkembang.
3. Sati-Bala
Kekuatan Perhatian: adalah selalu ingat / waspada dengan apa yang kita pikirkan, kita ucapkan dan kita perbuat. Kekuatan perhatian akan melemahkan / membasmi kamacchanda.
Ketika kita memiliki perhatian terhadap sesuatu maka kita akan sadar bahwa segala sesuatu itu berubah sehingga keinginan akan berkurang. Dengan sati - perhatian murni maka kita akan memadamkan nafsu keinginan rendah / kamacchanda.
4. Samādhi-Bala
Kekuatan Konsentrasi: konsentrasi yang mencapai Jhana, memiliki faktor-faktor Jhana (5 faktor Jhana). Ketika kita memiliki samadhi yang kuat sebagai vaksinnya maka virus kebencian – keinginan jahat-byapada akan dapat diredam bahkan dihilangkan. Karena kekuatan samadhi – mencapai Jhana memiliki 5 faktor: vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata. Ketika faktor Jhana yaitu Sukha – bahagia berkembang maka tidak mungkin muncul byapada; kebencian, dendam, ketidaksukaan tidak akan muncul. Ketika kita memiliki samadhi yang kuat mencapai 5 faktor jhana akan muncul rasa bahagia sehingga byapada tidak dapat muncul. Namun ketika kita masih membenci maka berarti samadhi kita masih rendah.
5. Paññā-Bala
Kekuatan Kebijaksanaan: kebijaksanaan untuk membasmi virus uddhacca kukkucca yang berakar pada kegelapan batin / moha.
Inilah 5 vaksin untuk membasmi 5 virus kehidupan.
Virus keinginan rendah (Kamacchanda) yang senantiasa timbul karena kontak dengan objek dapat diatasi dengan perhatian murni (Sati); ketika kita memiliki perhatian murni maka kita akan memahami bahwa segala sesuatu bukan indah, bukan sukha, bukan menyenangkan; tetapi sesungguhnya tidak menyenangkan, tidak indah. Sesungguhnya tubuh ini tidak indah, penderitaan, dan bukan diri. Dengan Sati – perhatian murni kita dapat menyadari, memahami segala sesuatu sebagaimana apa adanya sehingga keinginan-keinginan indria akan berkurang.
Virus kebencian, kekejaman, ketidaksukaan dibasmi dengan samadhi karena dengan pencapaian konsentrasi jhana menimbulkan sukha – kebahagiaan sehingga virus kebencian / dosa tidak memiliki kesempatan untuk muncul.
Virus kelambanan dan kemalasan diatasi dengan kekuatan semangat / viriya sehingga kebajikan yang kita lakukan tidak berkurang nilainya; kebajikan dilakukan tepat pada waktunya, serta terhindar dari kelambanan dan kemalasan yang berakar pada keserakahan / lobha.
Virus kegelisahan dan penyesalan diatasi dengan kebijaksanaan. Kegelisahan dan penyesalan berakar pada kegelapan batin / moha; sedangkan kekhawatiran berakar pada kebencian / dosa. Kegelisahan dan penyesalan berakar pada moha karena berpikir di masa lampau. Ketika kita teringat perbuatan buruk yang pernah kita lakukan maka muncul kegelisahan dan penyesalan; disinilah kegelapan batin / moha muncul karena kita hidup di masa lampau. Hendaknya kita tidak berpikir di masa lampau ataupun di masa depan; tetapi berpikir saat ini; itulah kekuatan kebijaksanaan; dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Virus keraguan diatasi dengan kekuatan keyakinan (saddha) yang dibarengi dengan kekuatan kebijaksanaan (paññā). Jika saddha tidak dibarengi dengan paññā maka akan sangat berbahaya. Keyakinan harus didasari dengan kebijaksanaan. Semangat yang tinggi juga harus dibarengi dengan konsentrasi.
Ketika kita memiliki saddha harus diimbangi dengan paññā; ketika kita punya viriya harus diimbangi dengan samadhi; sedangkan sati dapat berdiri sendiri.
Semoga dalam praktek Dhamma, ketika 5 virus kehidupan yang muncul dari dalam diri, muncul dari luar, muncul di 3 masa; dapat kita basmi dengan kekuatan Panca-Bala.
Demikian yang dapat di tuliskan kembali. Mohon maaf jika ada kesalahan pendengaran dan pemahaman.
Semoga bermanfaat.
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Related Postview all
Praktek Dhamma di Masa PSBB
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Arōgyā paramā lābhāSantuṭṭhi paramaṃ dhanaṃVissāsa paramā ñātiNibbānaṃ paramaṃ sukhaṃ(Dhammpada XV : ... [Selengkapnya]
Berbagi Itu Indah dan Membuat Semua Bahagia
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Pagi ini kita bersama-sama menjalani Puja dengan cara yang istimewa, berbeda dari biasa karena kita semua tidak ada bersama di ruang ... [Selengkapnya]
Dhammadesana Waisak 2564 BE / 2020 YM. Bhikkhu Cittanando Mahathera
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) Detik-detik Waisak tahun ini yaitu pada Kamis, 7 Mei 2020 tepatnya pukul 17:44:51 WIB kita sambut dengan sangat sederhana. Tidak ... [Selengkapnya]
Pohon Kekotoran Batin
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) "Kiccho manussapatilābho, Kiccham maccana jîvitam. Kiccham saddhammasavanam, Kiccho Buddhānam uppādo" "Sungguh sulit untuk ... [Selengkapnya]
Kamma dan Tumimbal Lahir
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) "Yâdisam labhate bîjam tâdisam labhate phalam. Kalyânakârî ca kalyânam ... [Selengkapnya]