Atthalokadhamma - 8 Kondisi Kehidupan di Dunia
Puja Bakti Umum
Minggu, 25 Agustus 2019
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Pdt. Suwarto Atjing
Tema Dhamma: Atthalokadhamma
Penulis & Editor: Lij Lij
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x)
Tujuan kita datang ke vihara adalah untuk belajar Buddha Dhamma, guna meraih kebahagiaan. Mengapa kita mau belajar Buddha Dhamma? Supaya ada 'patokan' / gambaran secara teori; yang selanjutnya akan kita praktikkan segala apa yang sudah kita pahami dan sudah pernah dibahas di vihara.
Kita semua ingat, 5 langkah pendekatan kita terhadap Buddha Dhamma (Buddhapanidhana):
1. Belajar
2. Praktik
3. Merasakan manfaatnya
4. Membagikan / menyampaikan Buddha Dhamma kepada orang lain
5. Sebagai jalan hidup 'way of life'
Pagi ini kita cermati perihal 8 kondisi kehidupan di dunia.
'Atthalokadhamma' : adalah 8 keadaan yang sehari-hari kita alami, tidak tergantung pada gender (laki-laki/perempuan), asal suku atau etnis; tetapi semua orang sesungguhnya tidak akan terlepas dari keadaan ini; yang terdiri atas 4 macam Sukha (kebahagiaan) dan 4 macam Dukkha (penderitaan).
4 Sukha vs 4 Dukkha
• Sukha >< Dukkha
• Yasa >< Ayasa
• Pasamsa >< Ninda
• Labha >< Alabha
SUKHA >< DUKKHA
Secara umum, Sukha adalah dalam keadaan tercapai keinginannya, terpenuhi cita-citanya. Namun makna kebahagiaan menjadi berbeda bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya; lagi pula berbeda-beda levelnya.
Sebaliknya, dukkha adalah menderita, tidak enak pikiran, dalam keadaan sakit, sedih/nestapa, kecewa karena keinginannya tidak terpenuhi.
YASA >< AYASA
Yasa artinya terkenal.
Mengapa orang bisa terkenal? Mungkin karena orang tersebut adalah pejabat penting di pemerintahan / perusahaan; professional yang pintar/hebat, misalnya dokter ahli / pengacara terkenal; celebrities, dan lain-lain, yang menjadi terkenal karena sering tampil dimuka publik atau karena memiliki kekuasaan.
Bagaimana sikap kita, ketika kita menjadi seorang yang terkenal?
Sang Buddha mengajarkan kita bahwa manusia pada dasarnya memiliki 9 noda batin (Mala):
1. Kemarahan (kodha)
2. Merendahkan kesucian dan atau perbuatan baik orang lain
3. Iri hati (issa)
4. Kekikiran (macchariya)
5. Munafik
6. Kesombongan (mana / palasa)
7. Berbohong / ucapan tidak benar (maya)
8. Nafsu-nafsu rendah (abhijjhavisamalobha)
9. Pengertian salah (micchaditthi)
Sikap kita apabila kita menjadi Yasa / Terkenal
1. Ketika kita terkenal, hendaknya Anatimānī - tidak sombong; sebaliknya tetaplah rendah hati (humble).
2. Ketika kita terkenal, pancarkanlah Metta yaitu:
- segala sesuatu yang melembutkan batin kita (baik secara ucapan maupun perbuatan)
- perasaan persahabatan sejati (bergaul dengan tulus tanpa membedakan suku)
- keinginan untuk membahagiakan orang / makhluk lain.
3. Ketika kita terkenal, marilah senantiasa merenungkan 5 hal dalam Abhiṇhapaccavekkhaṇa yaitu:
~ kita akan menjadi tua, dan tidak mungkin terhindar dari usia tua.
~ kita akan mengalami sakit, dan tidak mungkin terhindar dari penyakit.
~ kita akan mati, dan tidak mungkin terhindar dari kematian.
~ kita akan berpisah dari semua hal yang kita cintai, yaitu segala sesuai yang membuat kita puas / bahagia.
~ kita mempunyai kamma sebagai kekayaan kita. Bila kita berbuat baik maka akan mengenyam kebahagiaan; bila kita berbuat jahat akan menerima penderitaan.
Ayasa artinya tidak terkenal.
Ketika kita tidak terkenal maka tidak perlu merasa iri hati (issa) kepada mereka yang 'lebih' dari kita. Sebaliknya kita ingin membiasakan batin kita untuk ikut ber- muditacitta/ ikut bangga / ikut bahagia.
PASAMSA >< NINDA
Pasamsa artinya dipuji.
Saat kita dipuji janganlah lengah - tetap waspada (sati-sampajanna) dan selalu berpegang & mempraktikkan Pancasila Buddhis. Ingat pula Anicca.
Ninda artinya dicela.
Saat kita dicela, yang terpenting janganlah marah (kodha), jangan mudah tersinggung, tapi coba instropeksi diri dan tetaplah berbuat baik yaitu secara lebih tulus; dan lalukan 'self improvement' pengembangan diri yang sesuai dengan bidang kita.
Tambahan, ketika kita Yasa juga Pasamsa, tirulah ketulusan pemuda brnama Magha (yang kelak menjadi Deva Sakka) yang semasa hidupnya bertekad senantiasa mempraktikkan 7 hal baik :
1. Akan selalu merawat / menunjang kedua orang tuanya
2. Akan selalu menghormati orang-orang yang lebih tua darinya
3. Akan selalu bertutur kata sopan (piyavaca) terhadap siapapun yang dijumpai, dimanapun
4. Akan selalu menghindarkan diri dari membicarakan kekurangan / kejelekan / kesalahan orang lain di masa lalu / tidak bergosip atau berkata yang tidak berguna (samphappalapa)
5. Tidak akan kikir atau pelit (macchariya), tetapi akan selalu gemar membantu orang lain dalam bentuk dana juga tenaga (caga)
6. Akan selalu berkata jujur, tidak suka berbohong (maya) apalagi memfitnah (pisunavaca)
7. Akan selalu waspada (sati-sampajanna) agar tidak mudah marah juga tidak gampang tersinggung
LABHA >< ALABHA
Labha artinya untung; dalam keadaan sukses, usaha maju, keadaan jaya, ujung-ujungnya punya uang banyak / materi melimpah.
Sang Buddha mengajarkan kepada Anathapindika (Sudatta) atas penghasilan yang diperoleh hendaknya dialokasikan menjadi:
- 50% dikembalikan sebagai modal usaha
- 25% ditabung
- 25% sisanya boleh digunakan
Ketika kita mengalami 'Labha' alias banyak uang, sebaiknya kita konversikan / rubahlah menjadi kekayaan batin.
Alabha artinya rugi.
Ketika kita rugi, terpuruk, dipecat dari pekerjaan atau bahkan bangkrut, hendaknya kita:
1. Tidak putus asa karena semua itu tidak akan selamanya, pahamilah Anicca.
2. Sabar, tidak cepat tersinggung
3. Tetap rajin berdana / banyak berbuat baik.
Menyadari dan mau menerima 'Atthalokadhamma' bahwa 8 kondisi kehidupan ini pasti dialami. Jangan gelisah, & jangan cemas. Praktikkanlah Buddha Dhamma dalam kehidupan kita ini.
Kesuksesan dari investasi terbesar dalam hidup ini bukanlah berapa banyak uang yang dapat dihasilkan ; tetapi berapa banyak yang telah kau bantu, berapa banyak org yang telah berkembang karenamu, berapa banyak yang tergerak hatinya olehmu.
Semoga bermanfaat.
Sādhu, sādhu, sādhu
Related Postview all
Practice Our Mind, Healing Our Body
Ketika kita diberitahukan hal yang baik tentang diri kita seakan timbul rasa ragu, perasaan minder, merasa tidak pantas, apa benar kita baik?? Sebaliknya ketika kita diberitahu keburukan ... [Selengkapnya]
Memaknai Kehidupan Sebagai Manusia
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x)Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. (3x) Kiccho manussa patilābhokiccham maccāna ... [Selengkapnya]
Kiat Menjaga Viriya dan Adhithana dalam Praktek Dhamma
Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x)Terpujilah Sang Bhagava yang Maha Suci yang telah mencapai Penerangan Sempurna (3x) Kita sebagai manusia tentunya memiliki Viriya / ... [Selengkapnya]
Muda & Sukses Bersama Dhamma
Dalam hidup kita harus mempunyai passion dan hidup berdasarkan passion yang kita miliki. Setiap orang harus memiliki passion termasuk kita semua, apa yang kita sukai sejak kecil, apa yang ... [Selengkapnya]
Menjadi Salju Di Musim Panas
Bagaimana kita sebagai umat awam dapat mengendalikan diri ditengah-tengah keseharian kita yang menghadapi berbagai masalah; baik masalah dalam keluarga maupun lingkungan sekitar dan ... [Selengkapnya]