Berita / Ceramah

Magha Puja 2562 BE / 2019 - Vihara Sasana Subhasita


Magha Puja 2562 BE / 2019
Vihara Sasana Subhasita
Minggu, 24 Februari 2019
Dhammadesana oleh: YM. Bhikkhu Cittanando Mahathera


Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x)

Sabbapapassa akaranam
ku salassa upasampada
sacittapariyodapanam
etam buddhana sasanam.

Khanti paramam tapo titikkha
nibbanam paramam vadanti buddha
na hi pabbajito parupaghati
na samano hoti param vihethayanto.

Anupavado anupaghato
patimokkhe ca samvaro
mattannuta ca bhattasmim
pantanca sayanasanam
adhicitte ca ayogo
etam buddhana sasanam.

Janganlah berbuat kejahatan,
Perbanyaklah perbuatan baik,
Sucikan hati dan pikiran,
Inilah ajaran para Buddha.

Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi.
"Nibbana adalah yang tertinggi" begitulah sabda para Buddha.
Dia yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana).

Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan,
Makanlah secukupnya,
Hidup di tempat yang sunyi,
Dan giat mengembangkan batin nan luhur,
Inilah ajaran para Buddha
- Ovada Patimokkha (Dhammapada XIV: 183-185) -


Magha Puja merupakan salah satu hari besar Agama Buddha yang mempunyai sejarah yang sangat penting bagi umat Buddha. Semua hari besar Agama Buddha mempunyai peristiwa yang sangat penting bagi perkembangan Agama Buddha.

Diawali ketika Sang Buddha menugaskan 60 Bhikkhu Arahat untuk membabarkan Dhamma. Para Bhikkhu Arahat tersebut ditugaskan bepergian sendiri-sendiri untuk mengajarkan Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya.

Dhamma itu indah, jika kita pelajari sangat luar biasa, sangat menyenangkan. Banyak orang mendapatkan manfaat dari belajar Dhamma. Di dalam Sutta dikatakan bahwa mereka yang mendengarkan Dhamma akan bahagia, tenang dan tentram.

Itu baru mendengarkan, apalagi kalau Dhamma dipraktekkan. Pasti luar biasa.

Para Bhikkhu Arahat yang berjumlah 60 orang tersebut setelah menjalankan tugas dari Sang Buddha, tiba waktunya kembali menemui Sang Buddha untuk memberikan hormat yang sangat mendalam. Tanpa perjanjian kapan waktunya; saat purnama penuh di bulan Magha, selain ke 60 Bhikkhu Arahat tersebut datang pula Bhikkhu Arahat dari segala penjuru sehingga total berjumlah 1.250 Bhikkhu Arahat secara serempak datang menghadap Sang Buddha di hutan bambu Veluvana-Arama, di Rajagaha. Sungguh peristiwa yang luar biasa. Pada kesempatan itu Sang Buddha mengadakan uposatha dan melakukan penahbisan Ehibhikkhu Upasampada. Sang Buddha juga membabarkan Ovadapatimokkha.


Caturangasanipata – 4 peristiwa istimewa itu adalah:

1. Berkumpulnya 1.250 Bhikkhu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

2. Semua Bhikkhu yang hadir tersebut telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan memiliki Abhiñña.

3. Semua Bhikkhu tersebut ditahbiskan dengan Ehibhikkhu Upasampada.

4. Sang Buddha melakukan Visudhi Uposatha dan membabarkan Ovadapatimokkha kepada para Bhikkhu tersebut.

Yang dilakukan saat Uposatha biasanya para Bhikkhu membaca ulang Patimokkha dan menyadari status sebagai Bhikkhu. Ovadapatimokkha adalah sumber dari peraturan Sila bagi para Bhikkhu.

Khanti paramam tapo titikkha
Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi

Nibbanam paramam vadanti Buddha
Nibbana adalah yang tertinggi, begitulah sabda para Buddha

Melatih kesabaran adalah sangat baik karena sabar merupakan faktor pendukung untuk melakukan hal-hal yang baik. Tidak sekedar sabar menahan untuk tidak marah, menahan suara-suara yang tidak enak, dan lain-lain; tetapi sabar di dalam Dhamma diartikan sangat luas yakni sabar dalam hal mempraktekkan Dhamma.

Misalkan pada pagi ini ketika datang ke Vihara ternyata ac tidak berfungsi, ceramah panjang, perut lapar karena belum sempat sarapan; bagaimana hendaknya kita bersikap?? Sabar; melatih diri dalam mengendalikan diri, menjaga sila, dan sabar menghadapi suasana tidak nyaman.

Dahulu ketika listrik belum ada, manusia dapat hidup dengan baik; saat ini ketika kemajuan teknologi menghadirkan begitu banyak peralatan modern yang membantu kita menikmati kemudahan dan kenyamanan; pernahkah kita bahagia karenanya?

Lebih bahagia mana orang jaman old dengan jaman now?

Orang dulu punya 24 anak semua dirawat sendiri; orang sekarang punya 1 anak dirawat 5 orang pembantu. Kalau kita perhatikan bahwa saat ini kita banyak dibantu teknologi yang memudahkan tetapi kenyataannya kita tetap susah.

Kesabaran adalah kualitas hidup harus dipunyai untuk menghadapi kehidupan dengan baik. Jika kita jauh dengan Dhamma, mengingkari Dhamma maka akan membuat kita sulit hidup. Bagaimana kita bisa hidup bebas dari penderitaan?

Jika belum bisa bebas, paling tidak mengurangi penderitaan. Jangan menambahnya.

Sampai saatnya penderitaan akan lenyap ketika mencapai Nibbana sebagai tujuan akhir kita sebagai Umat Buddha.

Punyai kesabaran sebagai kualitas batin kita. Perlu praktek untuk hidup sesuai dengan Dhamma guna mencapai kebahagiaan duniawi maupun diatas duniawi.

Sang Buddha mengajarkan Dhamma dengan mata batin yang luar biasa, umumnya semua makhluk menginginkan kebahagiaan tetapi kenyataan banyak makhluk yang menderita.

Siapa yang menciptakan penderitaan bagi makhluk?? Apakah penderitaan terjadi karena kita tidak mengikuti perintah Sang Maha Kuasa?? Senang atau susah ditentukan yang Maha Kuasa?? Pola berpikir Buddhis tidak demikian.

Penderitaan bukan ciptaan makhluk lain atau mahadewa, tetapi penderitaan adalah akibat dari perilaku-perilaku yang salah, perilaku-perilaku yang tidak sesuai Dhamma, perilaku-perilaku yang tidak baik / jahat.

Berbuat baik adalah untuk mengurangi penderitaan, minimal penderitaan orang lain maupun bagi diri sendiri. Ada kalanya kita merasa tidak pernah berbuat jahat tetapi mengapa masih tetap menderita?? Itu adalah akibat karma buruk dimasa lampau. Penderitaan yang sering kita alami adalah buah dari karma buruk kita dimasa lalu. Demikian hal nya dengan kemudahan-kemudahan kita saat ini adalah buah dari karma baik kita dimasa lampau.

Sang Buddha menelusuri adanya kaitan dengan kehidupan sebelumnya. Perbuatan apapun yang kita lakukan akan mengikuti kita dimanapun kita lahir; menghasilkan buah karma masing-masing sehingga kehidupan setiap orang akan berbeda satu dengan lainnya.

Hindari perbuatan yang tidak baik karena buah karma buruk sangatlah berbahaya. Kelahiran kita ini sebetulnya adalah penderitaan; menderita usia tua, penyakit, kematian.

Sesorang yang masih menyakiti orang lain sesungguhnya tidak layak disebut seorang samana meskipun umat awam. Tidak mencari kesalahan orang lain dan tidak menyakiti makhluk lain. Berdiam ditempat yang sepi / tenang. Janganlah merasa takut ketika di Vihara. Hendaknya kita melatih diri tinggal di tempat sepi untuk mengembangjan ketenangan batin melalui meditasi. Meditasi adalah meng-istirahatkan batin ibarat meng-charge battery handphone supaya tidak drop, tidak lemah, dan tidak sakit.

Ajaran Sang Buddha sangat luhur, berbahagialah kita mengenal Dhamma.

Ada 3 jalan yang ditunjukkan oleh Sang Buddha yaitu:
1. Jalan ke alam menyedihkan
2. Jalan ke alam sugati
3. Jalan untuk terbebas dari penderitaan

Perlu parami luar biasa untuk dapat terlahir di alam sugati. Paling tidak lahir ditempat yang sesuai (Patirupadesavaso ca), tempat yang menyenangkan. Terlahir sebagai manusia adalah suatu keberuntungan yang sangat besar karena kita dapat mendengarkan dan mempraktekkan Dhamma.

Perayaan Magha Puja adalah untuk mengingatkan kita agar berada, dekat, dan mencintai Dhamma. Jika kita jauh dengan Dhamma maka akan sangat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

Mencintai Dhamma adalah dengan:

Sabbapapassa akaranam
Janganlah berbuat kejahatan

Ku salassa upasampada
Perbanyaklah perbuatan baik

Sacittapariyodapanam
Sucikan hati dan pikiran

Etam buddhana sasanam
Inilah Ajaran para Buddha

Tidak cukup hanya dengan tidak berbuat jahat (menjalankan Sila) tidak hanya pasif tetapi aktif menambah kebajikan misalnya berdana, menolong yang membutuhkan, berbuat baik melalui ucapan, perbuatan jasmani dan pikiran, menumbuhkan semangat (Viriya), menjaga kesabaran (Khanti) dan ber-mudita cita melihat keberhasilan orang lain, serta ber-meditasi untuk mengikis kekotoran batin / pikiran yang meracuni kehidupan.

Demikian Dhammadesana yang disampaikan YM. Bhikkhu Cittanando Mahathera

Semoga bermanfaat bagi kita semua

Selamat merayakan Magha Puja 2562 BE / 2019

Dirangkum oleh: Lij Lij




Related Postview all

Memperoleh Kekayaan Mulia

access_time18 Februari 2019 - 23:41:16 WIB pageview 9120 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa (3x) -Orang bijaksana tetap hidup bahkan jika ia harus kehilangan harta bendanya, tetapi orang yang memiliki harta benda tanpa kebijaksanaan ... [Selengkapnya]

Menjadikan Imlek Lebih Bermakna Tahun Ini

access_time17 Februari 2019 - 21:58:07 WIB pageview 7667 views

2 SUDUT PANDANG TAHUN BARU IMLEKI. Mitologi - cerita legenda tahun baru imlekPada jaman dahulu kala di negeri China, hiduplah sesosok makhluk bernama Nian (baca: nien). Bentuk tubuhnya ... [Selengkapnya]

Bagaimana Cara Kita Mempraktekan Dhamma dalam Kehidupan Sehari - Hari

access_time16 Februari 2019 - 23:50:51 WIB pageview 8129 views

Sudahkah kita mempraktekan dhamma dlm kehidupan sehari - hari ? Ada yg menjawab gampang saya sudah bisa , berbuat baik sudah banyak Disini coba kita renungkan , kita selalu belajar dari ... [Selengkapnya]

5 Kekuatan Menuju Tujuan

access_time13 Februari 2019 - 22:29:11 WIB pageview 7786 views

Setiap orang di dunia tentu memiliki tujuan dalam hidupnya, entah tujuan yg terarah maupun tujuan yg seadanya namun banyak yg tidak menyadari bahwa untuk mencapai tujuan, kita mesti ... [Selengkapnya]

Menjadi Mulia dengan Mengalahkan Diri Sendiri

access_time28 Januari 2019 - 23:11:24 WIB pageview 7720 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x) "Sesungguhnya mereka yang dapat mengalahkan dirinya sendiri, memiliki sifat yang mulia." Dapat berkumpul melaksanakan puja bakti ... [Selengkapnya]

menu SASANA SUBHASITA
menu